Selasa, 08 April 2014

Hah? Breakdance?




whatsup bradder . .
sekarang gw mau bahas apa itu breakdance .
ya . . setelah temen gw nanya "Hah?Breakdance?''
ok langsung aja checkthisout.

Breakdance adalah sebuah tarian jalanan yang berkembang sekitar tahun
1970 yang berasal dari Bronx di New York, Amerika. Pada awalnya, breakdance
hanya berkembang di kalangan anak muda Afrika-Amerika dan Puerto Rico
(“Breakdance”, Wikipedia)
. Namun kemudian berkembang hingga ke Los
Angeles, dan akhirnya menjadi populer di seluruh dunia .
Breakdance disebut juga dengan istilah B-Boying. Sebutan B-Boying
pertama kali dikemukakan oleh Kool DJ Herc yang merupakan seorang DJ di
Bronx pada masa itu. B-Boys artinya "Break Boys". Disebut "Break Boys" karena
mereka menari saat bagian musik turun dimana musik hanya ada ketukan drum
atau dikenal dengan istilah break part of music. Akhirnya break part ini
dikembangkan oleh DJ hingga pada akhirnya lahirlah musik khas breakdance
yang disebut Break Beats (“Sejarah B-Boying di Dunia”).
Di kancah internasional, breakdance menjadi sangat terkenal dan
populer pada tahun 80an, namun kemudian dihentikan oleh media juga di dekade
yang sama. Pada saat itu pihak media tidak lagi tertarik mengulas berita-berita
mengenai breakdance. Meskipun begitu, para b-boy dan b-girl (sebutan untuk
orang-orang yang melakukan breakdance) tidak hilang semangat dan terus
berlatih
Di Indonesia, breakdance disebut juga sebagai Tari Kejang. Karena
menurut para pejabat yang pada masa itu sedang mengkampanyekan penggunaan
bahasa Indonesia pada bahasa Inggris, gerakan-gerakan yang diperagakan dalam
breakdance seperti gerakan orang kejang yang tersengat listrik
Breakdance sempat menjadi tren di kalangan anak muda pada era 1980-an, yang
ditandai dengan banyak bermunculannya penari-penari jalanan yang beraksi
dengan alas kardus bekas dan tape dibopong . Di berbagai tempat,
anak-anak muda menggelar aksinya menyerupai orang-orang Amerika pada saat
itu untuk mempertontonkan keahlian mereka kepada khalayak umum secara tidak
langsung Namun ternyata aksi mereka ini sempat membuat gerah berbagai pihak,
terutama kekhawatiran aparat keamanan, pendidikan, keagamaan, dan sebagainya
pada berbagai kecenderungan akan adanya ketidaktertiban di berbagai kawasan
kota, akibat ulah kalangan anak muda yang membentuk kerumunan. Mereka
khawatir apabila kerumunan itu tiba-tiba bergolak dalam kekuatan massa, dan
meledak menjadi pemicu dari protes akan kemapanan Orde Baru
Maka ketika masuk ke era awal 1990-an, para penari jalanan ini pun
berangsur-angsur hilang tinggal kenangan .
Sebenarnya sekitar pertengahan tahun 1990-an, tren breakdance sudah
mulai kelihatan lagi. Di Jakarta ditandai dengan munculnya tim breakdance Midi
Circus yang sering berlatih di kawasan Senayan Tapi, lagi-lagi
tren ini harus mundur seiring gempuran tren musik ska dan klasik disko yang
mulai menjalar di kuping anak muda. Jadi, wajar-wajar saja kalau pada akhirnya
breakdance tidak dilirik lagi
Namun b-boy yang ada pada saat itu tidak kenal menyerah. Mereka
masih sering berlatih walaupun dalam komunitas kecil. Untungnya, ada musik hip
hop yang datang sebagai penyelamat. Di tengah gempuran musik ska, musik hip
hop tetap punya pasar sendiri di industri musik dunia. Ketika
musik rap Indonesia menjamur di akhir 1990-an, breakdance mulai ikut muncul
di tiap penampilannya
Ketika pamor breakdance di Indonesia secara perlahan mulai meningkat,
otomatis para b-boy banyak yang membentuk komunitas sendiri. Mereka
menyebutnya dengan istilah crew. Setiap crew biasanya berisi 5 sampai 30 orang.
Mereka ini sebenarnya adalah para b-boy yang kebetulan sering berlatih bersama
di satu tempat. Tapi pada perkembangannya, tim ini menjadi sebuah tim solid
yang menjadi wadah untuk mempertajam jurus .
Di Surabaya terdapat sebuah kelompok breakdance yang keberadaannya
cukup eksis, yaitu City Warrior. Berdiri sejak awal tahun 2003, City Warrior
bukan hanya sebuah kelompok breakdance saja, melainkan juga sebuah kelompok
yang bergerak di bidang jasa hiburan atau entertainment, khususnya pengisi acara
dalam ulang tahun Sweet Seventeen. Kelompok ini didirikan atas keinginan untuk
mengembangkan dan memasyarakatkan breakdance di Surabaya. Selain itu juga
bertujuan untuk memenuhi tingginya permintaan akan penampilan breakdance
untuk memeriahkan berbagai acara.
City Warrior didirikan oleh 4 orang yang mempunyai persamaan visi,
yaitu Sunny, Marcel, Rio, dan Sun Lie yang sama-sama telah berlatih dasar-dasar
breakdance. Namun pada awal perkembangannya, Marcel memutuskan untuk
berhenti dengan suatu alasan. Sehingga pada saat itu, City Warrior dipimpin oleh
3 orang dengan Sunny sebagai Ketua sekaligus instruktur di kelas senior; Sun Lie
sebagai instruktur di kelas junior, dan Rio sebagai instruktur di kelas pemula.
Adapun target audience yang dituju City Warrior, yaitu pria dan wanita usia
remaja hingga dewasa (14 - 25 tahun), berpendidikan SMP, SMA, lulus SMA,
kelas middle-up, berkepribadian aktif, sporty, berjiwa muda, dan dinamis.
Sejak didirikan, City Warrior mempunyai visi yang hendak dicapai di
masa yang akan datang. Mereka ingin mengembangkan dan memasyarakatkan
breakdance, serta berkeinginan untuk menjadi sebuah kelompok yang berkualitas
sehingga dapat bersaing dengan kelompok lain yang mempunyai kualitas yang
lebih tinggi. Untuk mencapai cita-citanya tersebut, maka City Warrior mempunyai
beberapa misi yang harus diwujudkan, yaitu meningkatkan kemampuan dan
penampilan para anggota melalui latihan-latihan yang aktif dan intensif, serta
memberikan penampilan yang berkualitas agar berkesan.
Pada pertengahan tahun 2006 terjadi perubahan dalam kepengurusan
City Warrior, dimana Sunny yang saat itu menjabat sebagai Ketua memutuskan
untuk mengundurkan diri karena alasan pribadi. Sejak saat itu jabatan Ketua
dipegang oleh Sun Lie, dan Rio sebagai Wakil Ketua. Dan sejak awal tahun 2007,
Rio memutuskan untuk berhenti dengan alasan pekerjaan. Hingga akhirnya
seluruh kepengurusan dipegang oleh Sun Lie hingga saat ini.
Seiring berjalannya waktu, maka mulai banyak bermunculan kelompok
breakdance, terutama yang memilih jalur entertainment. Tentu saja untuk
menghadapi persaingan ini diperlukan strategi-strategi untuk memantapkan
keberadaan City Warrior. Sejak didirikan hingga saat ini, City Warrior belum
pernah melakukan serangkaian program promosi yang aktif. Selama ini promosi
yang ada hanya dilakukan melalui mulut ke mulut (word of mouth). Sedangkan
kelompok lain ada beberapa yang mulai berpromosi dengan mencari sponsor menyebarkan brosur, dan lain sebagainya. Namun dalam hal ini City Warrior
memiliki beberapa keuntungan, antara lain merupakan pioneer sebagai pengisi
acara yang menampilkan breakdance di Surabaya. Selain itu City Warrior juga
memiliki jam terbang yang tergolong banyak, yang secara tidak langsung telah
membentuk kekompakan kelompok, terutama ketika sedang tampil. Dengan
adanya keuntungan ini, maka City Warrior masih memiliki peluang yang cukup
besar dalam mempertahankan keberadaannya terutama untuk memenangkan
persaingan yang ada. Oleh karena itu kegiatan promosi yang aktif diperlukan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar